InilahIndonesia.com, Jeneponto, – Para petani cabai di Kabupaten Jeneponto tengah menghadapi masa sulit menyusul anjloknya harga cabai di tingkat petani. Per tanggal 2 Agustus 2025, harga cabai hanya berkisar Rp13.000 per kilogram jauh di bawah harga normal yang biasa mereka harapkan di atas Rp40.000 per kilogram.
Penurunan harga ini membuat banyak petani mengalami kerugian, bahkan terancam gagal mengembalikan modal produksi. Biaya tanam yang tinggi, seperti pembelian benih unggul, pupuk,dan obat obatnya, serta upah tenaga kerja, tak sebanding dengan hasil penjualan.
“Kami kecewa karena harga cabai turun drastis , sementara biaya produksi tidak turun, Pada hal sebelum musim panen harga cabe diatas harga 40 ribu per kg . Kami minta Pak Bupati dan dinas terkait jangan tinggal diam. Harus ada langkah cepat untuk menyelamatkan petani,” ujar Dg ngitung salah satu petani cabai di Kecamatan Bangkala
Di beberapa wilayah sentra produksi seperti Bontoramba,Tamalatea, Batang, Arungkeke, dan Kelara, para petani juga mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah daerah atas fluktuasi harga yang terus merugikan mereka.
Tuntutan Petani:
Petani mendesak Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk:
Segera membentuk tim khusus pemantau harga hasil pertanian.
Petani juga berharap Bupati Jeneponto menunjukkan kepedulian langsung dengan mengunjungi lahan-lahan pertanian dan mendengar aspirasi petani secara terbuka.
Jika tidak ada respons dalam waktu dekat, para petani menyatakan siap melakukan aksi damai sebagai bentuk protes terhadap lemahnya perlindungan pemerintah daerah terhadap nasib petani .
Pewarta : Syam/ Tim med