INILAHINDONESIA.COM ,WAMENA – Satu- satunya daerah yang belum aman di Indonesia adalah tanah Papua. Daerah yang terletak di ujung Timur Nusantara ini masih ada sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan dirinya Organisasi Papua Merdeka (OPM) secara Terorisme memperjuangkan Papua Merdeka ingin berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mereka bergerilya masuk hutan melakukan serangan sporadik secara biadab menyererang petugas, pembunuh pekerja proyek, membakar rumah-rumah penduduk, dan gedung sekolah tanpa merasa berdosa, sungguh perbuatan Teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang sadis dan kejam.
Salah satu kabupaten yang kerap mendapat serangan dari Teroris KKB adalah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, kebiadaban mereka terulang lagi pada Jumat (13/01) membakar perkampungan Wamena,Jln.youmakhe.btn ceria jlr7. Sentani ,kecamatan dobonsolo jayapura papua. Yang mengakibatkan korban jiwa.
Menurut sumber Nurjanna Ramli ke media mengatakan” warung dan rumah saya terbakar Jln.youmakhe.btn ceria jlr7. Sentani ,kecamatan dobonsolo jayapura papua dan Kebetulan adik saya Muh.Sapri bersama istrinya kristin Pasalbessi yang ada didalam juga ikut ter bakar hidup hidup, Almarhum adalah kerabat wartawan juga dari media Jurnalsepernas.”jelasnya.
Narsula Kerabat Almarhum juga menambahkan dan mengatakan ” memang benar mereka suami-isteri terbakar hidup-hidup didalam warung dan korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Jowari untuk mendapatkan perawatan intensif” jelasnya.
Sayangnya, sementara dalam perawatan RS, isteri korban yang tengah hamil menghembuskan napas terakhir, pada Jumat (20/01) dan rencana mayatnya akan dikirim ke Ambon, Maluku karena ada dua anaknya sudah dikirim duluan di Ambon dititip pada keluarga.
Atas kejadian yang sudah lama dikorbarkan Teroris KKB itu yang sudah terlalu banyak menelan korban, pemerintah NKRI melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) harus mengejar dan menghabisi mereka hingga ke akar-akarnya demi amannya tanah Papua dan keutuhan NKRI.
(Yoseph Meol/red)