Kementerian Kesehatan tarik obat sirop berbahaya dan aktifkan posko GGAPA di seluruh Indonesia
Jakarta, Inilahindonesia.com – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengonfirmasi peningkatan kasus gagal ginjal akut atipikal progresif (GGAPA) pada anak-anak sejak awal Mei 2025. Sebanyak 19 kasus baru tercatat di tiga provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Utara.
Pemerintah bergerak cepat dengan menarik peredaran obat sirop anak yang diduga mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas aman. Investigasi sementara menunjukkan adanya keterkaitan kuat antara konsumsi obat sirop ilegal dengan lonjakan kasus GGAPA.
“Kemenkes telah mengaktifkan kembali posko nasional penanganan GGAPA dan memperketat pengawasan obat yang beredar di masyarakat,” kata Juru Bicara Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/5).
Masyarakat diimbau agar tidak membeli obat tanpa resep dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan bila muncul gejala seperti berkurangnya frekuensi buang air kecil, pembengkakan tubuh, demam, atau muntah berkelanjutan.
Pemerintah menjamin seluruh biaya pengobatan pasien GGAPA ditanggung negara dan memastikan ketersediaan antidot fomepizole di rumah sakit rujukan. Kemenkes juga bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta WHO untuk menelusuri secara menyeluruh sumber penyebab kasus.
Lebih lanjut, Kemenkes menegaskan akan menindak tegas pelaku usaha farmasi yang terbukti memproduksi atau mendistribusikan obat-obatan tidak sesuai standar keselamatan.
“Kesehatan anak adalah prioritas negara. Langkah ini kami lakukan demi melindungi generasi masa depan bangsa,” tegas dr. Nadia.
Untuk perkembangan informasi terbaru, masyarakat dapat mengakses situs resmi Kemenkes RI atau melalui kanal berita Inilahindonesia.com. (*)